Peringati Hari Kartini, Polda Sulteng Gelar Polwan Go To School
Tribratanews.sulteng.polri.go.id – Dalam rangka memperingati Hari Kartini ke 140, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah menggelar Polwan Goes To School, tersebar di dua puluh (20) sekolah SMP, SMA dan SMK diwilayah Kota Palu dan sekitarnya, Senin (29/04/2019) pagi.
Salah satu perwira Polisi yang melaksanakan kegiatan tersebut, AKP Lusi Setiawati selaku Kapolsek Palu Timur, dalam membacakan amanat Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia, Irjen Pol Dr Indra Heri S, MM, mengatakan upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari senin itu, sebagai wahana menanamkan disiplin, berhikmat atas jasa-jasa para pahlawan kemerdekaan dan pahlawan pendidikan, serta meneguhkan iman dan takwa melalui doa pada setiap upacara.
Lanjutnya, perkembangan dunia saat ini sangat cepat, teknologi informatika atau teknologi digital sangat melesat pada cakrawala yang setinggi-tingginya. Revolusi industri 4.0 dan megatrend 2030 telah mengantarkan kita pada pentingnya penguasaan teknologi dan daya saing sumber daya manusia (SDM). Perkembangan teknologi membuat semua orang dapat mengetahui banyak hal melalui internet. Belajar makin mudah dengan digital library dan cloud computing.
Bisnis jual-beli lebih mudah secara online, yang berjarak jauh menjadi semakin dekat melalui medsos, bepergian semakin mudah dengan aplikasi dalam smartphone, dan masih banyak lagi manfaat teknologi yang didapatkan seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).
“Yang paling memprihatinkan adalah kasus Hoax atau berita bohong. Kementerian Kominfo merilis ada 800.000 situs yang terindikasi menyebarkan hoax di indonesia. Puslitbang kompas mendapati, selama tujuh bulan, yaitu Agustus 2018 hingga Februari 2019 terdapat 771 hoax, bulan Maret 2019 merupakan angka tertinggi, yaitu 453 hoax yang masih relatif sulit mendeteksi berapa orang yang terpapar berita bohong ini,” ucap Kapolsek Palu Timur saat menyampaikan amanat dalam upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari senin di sekolah SMP Al Azhar Palu.
Dihadapan ratusan siswa sekolah SMP Al Azhar, Kapolsek Palu Timur mengambil contoh teori jarum suntik bahwa informasi yang terus menerus disampaikan, akan berpengaruh kepada penerima pesan. Rata-Rata hoax dipercaya oleh kalangan akar rumput atau lapisan kelas bawah.
“Sudah banyak contoh negara bubar karena efek dari hoax. Misalnya Yugoslavia terpecah menjadi Bosnia, Herzegovina dan Kroasia yang diawali dengan hoax memicu perang antar etnis. Irak diserbu Amerika, juga karena hoax adanya rudal pemusnah masal. Begitu juga Syria, saat ini porak poranda karena hoax melalui medsos pada masa awal-awal twitter dan facebook, dari berbagai kejadian tersebut menunjukkan kepada kita, bahwa hoax sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Di Indonesia, tidak sedikit konflik horisontal yang sudah terjadi, akibat oleh viralnya hoax atau berita bohong,” tuturnya.
Dengan mengetahui bahwa fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Untuk itu, hoax harus dicegah dengan 4C yakni Cermati judul dengan isi berita, Cek sumber apakah media terverifikasi atau media abal-abal, Cari perbandingan berita dan tidak percaya pada satu sumber saja, dan Cepat klarifikasi yang dikeluarkan media, lembaga atau forum anti hoax yang diakui pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar