Kamis, 10 Oktober 2019

Diskusi Ilmiah Radikalisme Menyasar Perguruan Tinggi, Wadir Intelkam Menjadi Narasumber



Tribratanews.sulteng.polri.go.id – Mahasiswa harus mewaspadai kelompok radikal yang terus menyasar perguruan tinggi. Untuk itu, mahasiswa yang merupakan agen perubahan, harus bisa berpikir kritis agar tidak mudah terpapar paham yang bertentangan dengan nilai Pancasila.
Terlebih saat ini Kelompok radikal merubah haluannya dengan menyasar kampus untuk mengembangkan ajaran dan idiologi yang diinginkannya. Sehingga diharapkan Kampus harus dapat mengarahkan para pemuda pada beragam aktivitas yang berkualitas baik di bidang akademis, sosial, keagamaan, seni, budaya, maupun olahraga.
Kampus dapat memberikan pengajaran dan pemahaman agama yang damai dan toleran di lingkungan akademis, sehingga pemuda tidak mudah terjebak narasi radikalisme. Menghadirkan karakter tokoh dan keteladanan bagi generasi muda yang mampu mengarahkan idealisme tinggi mereka pada hal positif,
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu Sulawesi Tengah, salah satu Perguruan Tinggi yang ada di Sulawesi Tengah, berupaya membentengi para mahasiswanya agar tidak terpapar dengan ajaran kelompok radikal dengan menyelenggarakan Diskusi Ilmiah Bulanan Walimanis, kerjasama Pengurus pusat yayasan Walimanis dengan lembaga Pers Mahasiswa Qalamun IAIN Palu, Rabu (09/10/2019) pagi, di Aula IAIN Datokarama Palu.
Mengangkat tema “Radikalisme menyasar Perguruan Tinggi, seperti apa masa depan Indonesia di masa akan datang” menghadirkan narasumber Wadir Intelkam Polda Sulteng, AKBP Drs Suliono, Wakil Rektor I IAIN, DR. Hi.Abidin Djafar, Dekan Fakultas Usludin IAIN DR. Hi. Lukman S. Tahir dan Ketua Prodi S3 Pendidikan Agama Islam DR. Ali Hafiz.
Wadir Intelkam Polda Sulteng mewakili Kapolda Sulteng dalam paparannya dihadapan 200 mahasiswa IAIN antara lain menjelaskan bahwa tujuan kelompok radikal di indonesia untuk menciptakan konflik antar sesama anak bangsa serta mengganti sistem demokrasi dan Pancasila dengan ideologi khilafah.
“Ciri-ciri orang yang terpapar dengan paham radikalisme bersifat intoleransi dan fanatik, metode dan pola yang digunakan dalam penyebaran paham radikalisme melalui buku, website, media sosial, pengajian, diskusi dan perkawinan.” tegas AKBP Suliono.
Polda Sulteng sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh pihak Perguruan Tinggi dengan menyelenggarakan acara tersebut yang tentunya berharap dapat menjadi filter terhadap doktrin atau ajaran paham radikal yang akan masuk dikalangan kampus, serta dapat bekerjasama dengan pihak Kepolisian untuk mengambil langkah-langkah pencegahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar