Selasa, 29 Oktober 2019

Polres Donggala Cegah Paham Radikalisme Dikalangan Pelajar



Tribratanews.sulteng.polri.go.id - Dalam upaya meminimalisir pengaruh paham radikalisme dikalangan masyarakat dan generasi muda, Polres Donggala bekerjasama dengan Kesbangpol Donggala melaksanakan sosialisasi wawasan kebangsaan di masyarakat terutama dikalangan pelajar yang dianggap sangat rentan terpengaruh oleh paham radikal, (25/10/19).
Kapolres Donggala yang diwakili Iptu Musa.S.Sos, Selaku Kasat intelkam Polres Donggala hadir sebagai salah satu pemateri pada kegiatan workshop bela negara yang dilaksanakan oleh Kesbangpol Donggala, dibuka secara resmi oleh wakil bupati donggala, Muh Yasin S, Sos yang bertempat di Aula SMKN 1 Sindue Tobata Kabupaten Donggala.
Kegiatan workshop kali ini mengangkat tema
” Bela Negara sebagai Benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita tanamkan kepada generasi millenial sebagai wujud cinta tanah air “. Karena dengan semangat ini, diharapkan dapat menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban di masyarakat agar tetap dalam keadaan kondusif terutama menjelang pilkades di beberapa daerah di Kabupaten Donggala.

Melalui materinya, Iptu Musa menyampaikan beberapa hal penting diantaranya terkait bela negara. Bela negara tidak musti dilakukan dalam bentuk Wajib Militer.Karena bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang Patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Urusan Bela Negara, kata Iptu Musa, mengacu pada hukum upaya bela negara pada pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan Bahwa semua warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan pasal 30 ayat (1) uud 1945 bahwa tiap2 warga negara berhak dan wajib ikut serta dlm usaha pertahanan dan keamanan negara.
Sebab tujuan bela negara adalah mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara, melestarikan budaya, menjalankan nilai2 pancasila dan UUD 1945 serta menjaga identitas dan integritas bangsa / negara.
” Pada intinya mari kita semua menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga (lingkungan keluarga) sehingga bela negara tidak musti dengan senjata,” pungkasnya.
Karena perang yang nyata saat ini adalah perang terhadap NARKOBA , MIRAS, dan BERITA HOAKS. Apabila ketiga macam bentuk gangguan tersebut sudah ada di tengah-tengah kita maka kita akan mudah terpapar terhadap paham-paham Radikalisme dan Terorisme.
” Untuk itu, dihimbau kepada para kades, agar kiranga dapat mengantisipasi ketiga hal tersebut. Dan untuk pemberdayaan desa, kami siap diundang untuk membawa materi tentang upaya bela negara dengan meningkatkan pemahaman terhadap wawasan kebangsaan,” Kata Iptu Musa yang senantiasa siap selalu untuk diundang kapan dan dimanapun ketika dibutuhkan oleh masyarakat.
” Disilahkan menyurat ke Kapolres, bila memang Pak Kades membutuhkan kami untuk menjadi pemateri tentang bela negara dengan meningkatkan pemahaman masyarakat terkait wawasan kebangsaan dan ideologi pancasila,” tuturnya.
Diapun berharap melalui kegiatan ini dapat menambah wawasan dan pemahaman bagi para generasi muda agar kelak bisa menjadi generasi masa depan bangsa yang mempunyai wawasan kebangsaan yang mumpuni, dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar