Kamis, 20 Desember 2018

Polres Parimo Gelar Upacara Peringatan Hari Bela Negara 2018


Waka Polres Parimo Kompol I Ketut Tadius, SH memimpin upacara Hari Bela Negara di Polres Parimo. (foto:dharmawan)
Tribratanewspoldasulteng.com – Polres Parigi Moutong Gelar Upacara Peringatan Hari Bela Negara 2018 di halaman Mako Polres Parimo pada hari Rabu, 19 Desember 2018, pukul 07.30 wita.
Bertindak selaku Inspektur Upacara yaitu Waka Polres Parimo KOMPOL I KETUT TADIUS, SH, Perwira Upacara IPTU I WAYAN BONI PATIUS, SH, Komandan Upacara IPDA I KADEK SRIANA, S.Sos, diikuti oleh Para Perwira Pejabat Utama Polres Parimo dan Personil Polres Parimo.
Adapun inti dari susunan upacara Hari Bela Negara yaitu Laporan Perwira Upacara, Penghormatan Pasukan, Laporan Komandan Upacara, Mengheningkan cipta, pembacaan ikrar bela negara, amanat, menyanyikan lagu mars bela negara, pembacaan Doa, Laporan Komandan Upacara, Penghormatan Pasukan, Laporan Perwira Upacara.
Dalam amanatnya, Ispektur Upacara membacakan sambutan Presiden RI Ir.JOKO WIDODO tentang hari bela negara tahun 2018 yaitu:
“Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-nya kita semua dapat kembali memperingati Hari Bela Negara tahun ini, 19 desember 2018.
Pada hari ini, 70 tahun yang lalu Mr.Syarifudin Prawiranegara, menteri kemakmuran ri, mendeklarasikan pemerintahan darurat republik indonesia (pdri) atas inisiatifnya melampaui panggilan tugas yang menjadi tanggungjawab beliau. Upaya politik dan diplomasi mr syarifuddin prawiranegara terbukti berhasil mengatasi kekuatan militer penjajah, dan menunjukkan kepada dunia bahwa republik indonesia masih tetap berdiri tegak. Penetapan peristiwa bersejarah ini sebagai hari bela negara merupakan penegasan bahwa bela negara sejak dulu telah memiliki konteks yang sangat luas.
Bela negara tidak dapat hanya dilakukan dengan kekuatan fisik dan senjata semata namun harus dilakukan melalui beragam upaya dan profesi. Segenap aparatur negara, baik sipil maupun militer yang tengah berjuang melakukan tugasnya di pelosok tanah air sesungguhnya sedang melakukan bela negara. Merekalah yang telah membuat republik ini bisa tetap eksis untuk hadir melayani rakyatnya. Hal ini sekali lagi juga menegaskan bahwa bela negara adalah kerjasama segenap elemen bangsa dan negara, bukan hanya pemerintah apalagi sekedar nomenklatur program instansi atau satuan kerja tertentu saja.
Bela negara terutama adalah wadah peran dan kontribusi segenap komponen masyarakat, dunia usaha, dunia pendidikan, media hingga tokoh pemuda, tokoh agama, semua bisa dan wajib ikut serta sesuai dengan bidang profesi masing-masing. Untuk mewadahi apa yang barusan saya sampaikan, september lalu telah diterbitkan inpres no 7 tahun 2018 tentang rencana aksi nasional bela negara tahun 2018-2019. Inpres ini menggenapi perwujudan amanat bela negara dalam uud 1945 dan perundangan pertahanan negara. Inpres ini mewujudkan bela negara sebagai hak asasi manusia bangsa indonesia sesuai pasal 68 uu no 39 tahun 1999 yang mengamanatkan agar segenap bangsa indonesia dengan segala kelebihan dan kekurangannya tetap dapat memberikan sumbangsihnya dalam bela negara. Didalamnya tercermin keluasan konteks bela negara yang semakin relevan dengan ragam tantangan dan kecepatan perubahan dunia di segala bidang.
Saudara-saudara se bangsa dan se tanah air, sebagai sebuah contoh, di tengah banyaknya tantangan yang melintas batas ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan nasional, bangsa lain telah semakin jauh memasuki era robotik. 
Alhamdulillah, tahun ini negara kita sudah memulai langkah dengan merampungkan roadmap industri 4.0. Saya tegaskan bahwa roadmap ini bukan untuk gagah-gagahan. Roadmap ini mengakselerasi kesiapan rakyat menghadapi era robotik. Era dimana ratusan ribu jenis pekerjaan manual akan digantikan oleh teknologi-teknologi disruptif.
Dalam contoh diatas, kita juga telah membuktikan bahwa bela negara tetap harus menjadi kerjasama dan kerja bersama segenap elemen bangsa dan negara. Laporan bertajuk “southeast asian tech report” mencantumkan 4 start-up di indonesia sebagai unicorn, yaitu start-up yang memiliki valuasi di atas 1 miliar dolar amerika. Keberadaan para unicorn ini jelas bukan karena coder-nya semata tapi karena partisipasi penyedia dan pengamanan jaringan, berikut Jutaan pengunjungnya, pelanggannya dan tentu saja pedagangnya. Mereka semua yang memahami sepenuhnya peri kehidupan ekonomi masyarakat kita, mereka bergotong royong mengisi karya start-up tersebut dengan kerja nyata dan aneka kreasi yang semakin menggulirkan dampak pengganda perekonomian nasional.
Oleh karena itu, wujud bela negara di tengah teknologi disruptif bukanlah larut dalam disruption dan tenggalam dalam teknologi disruptif. Jujstru bangsa kita harus sekuat tenaga mempertahankan makna pembangunan berkelanjutan baik dalam konteks sosial maupun alamiah: dalam konteks sosial, kemampuan generasi milenial mengantisipasi kecepatan perubahan dunia tidak boleh terlepas dari potensi budaya, kearifan lokal, dan nilai-nilai luhur bangsa. Dalam konteks alamiah, penghargaan bangsa kita terhadap kelestarian lingkungan adalah wujud bela negara yang sangat penting.
Saudara-saudara se bangsa dan se tanah air, kesadaran bela negara, nilai-nilai luhur bangsa, kearifan lokal dan keaslian lingkungan hidup kita jelas tidak mungkin diserahkan kepada kecerdasan buatan yang sangat tergantung ketersediaan alat, koneksi jaringan dan listrik. Semuanya harus ditanamkan dalam jiwa dan raga segenap bangsa indonesia sejak dini; antara lain melalui kewajiban mengikuti pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, serta aksi nasional bela negara di berbagai bidang. Diperlukan cara-cara yang inovatif serta adaptif dengan perkembangan zaman agar anak-anak muda kita mendapat ruang untuk mengekspresikan kecintaannya pada tanah air. Merekalah yang akan menahkodai kapal besar republik indonesia di masa depan.
Pada momentum bela negara ini mari kita insyafi kembali kemerdekaan bangsa dan negara yang telah dianugerahkan oleh tuhan yang maha esa sebagai modal dasar kerja bangsa di segala bidang. Mari kita syukuri bersama keberadaan ratusan suku bangsa, Bahasa, adat istiadat, beragam agama, dan kepercayaan di dalam wadah negara kesatuan republik indonesia yang membentang lebih dari seperdelapan khatulistiwa. Tidak ada negeri yang seperti nkri kita ini. Untuk itu saya mengajak semua elemen bangsa untuk mewujudkan rasa syukur atas anugerah kemerdekaan dan persatuan kesatuan kita dengan aksi nasional bela negara di berbagai bidang.
Tugas bela negara tentulah bukan tugas yang ringan seiring dengan makin kompleksnya tantangan yang dihadapi. Namun saya yakin melalui sinergi antar segenap elemen bangsa indonesia, yang sipil, yang militer, yang menjalankan usaha, yang belajar dan mengajar, yang mewartakan berita, hingga yang menjadi teladan masyarakat, kita semua mampu membawa indonesia menjadi negara yang berdaulat, mandiri, adil dan makmur serta berkepribadian dalam kebudayaan.
Terima kasih, 
Wassalamu’Alaikum War. Wab. 
Salam Damai Sejahtera, 
Om Shanti, Shanti, Shanti Om 
Jakarta, 19 Desember 2018, 
Presiden Republik Indonesia
Ir.Joko Widodo”
Demikianlah sambutan Presiden RI yang dibacakan oleh Inspektur Upacara.
Kegiatan berlangsung dengan aman, lancar dan hikmad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar