Selasa, 15 Desember 2015

Meninggalkan Buah Hati Demi Negara

Bripka Sulpit

Ada sisi menggelitik dalam Pilkada serentak 2015 tanggal 9 Desember yang lalu. Semua anggota Polri tanpa terkecuali ikut untuk mensukseskan pesta demokrasi tersebut. Dari pangkat paling bawah sampai dengan pimpinan tertinggi Polri serius dan intens mensukseskan pilkada tersebut.

Adalah seorang Bripka SULPIT, anggota Bid Humas Polda Sulteng, ia ditinggalkan istri tercinta bulan Maret 2015 untuk kembali kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa. Hancur luluh, sedih tidak dapat terbayangkan apa yang dialami Bripka SULPIT. Bagaimana tidak, istri yang selama ini disayangi dan menyayangi telah tiada…..yang ditinggalkan hanya kenangan manis serta 4 buah hati hasil pernikahanya.

Hari-hari dilalui dengan perasaan haru, setiap hari sebelum bertugas memandangi satu persatu buah hatinya. Kadang tidak terasa air mata mengalir membasahi kelopak mata. Namun Bripka SULPIT harus berdiri tegak, harus menjalani hidup, harus membesarkan buah kasih sayangnya yang Almarhumas tinggalkan. Dia tahu bahwa Allah memberikan cobaan sesuai dengan kemampuanya. Itulah penyemangat hidupnya.

Sebagai seorang anggota Polri dirinyapun tidak luput untuk melaksanakan tugas dalam rangka pengamanan Pilkada. Dirinya dipercaya oleh dinas untuk menjaga TPS di wilayah kabupaten Tojo Una-una (Touna) tepatnya di TPS 4 kelurahan Bailo Baru kecamatan Ampana Kota. Dengan wajah penuh semangat dirinya berangkat, walau 4 buah hatinya harus ditinggalkan.

Apapun alasanya, dirinya sudah komitmen untuk menjadi seorang Bhayangkara Negara, kemanapun dan dimanapun tugas yang dipercayakan harus dijalani dengan ikhlas dan penuh dedikasi. Dirinya tidak mau cengeng dengan keadaan, karena tugas adalah ibadah, tugas adalah perintah Allah. Dan dirinyapun percaya bahwa Allah akan menjaga anak-anak yang ditinggalkanya.

Di hadapan masyarakat di sekitar TPS, dirinya harus menjadi sosok yang humanis, yang dicintai masyarakat, sehingga tidak sedikitpun terlihat dari raut mukanya bahwa dirinya dalam kesendirian. Prinsipnya, hidup adalah konflik, dan konflik harus dikelola dengan baik, sehingga tidak menjadi beban hidup, namun menjadi motivasi dalam mengarungi hidup.

Tidak pernah dirinya untuk lupa berserah diri kepada Yang maha Bijaksana, karena segala urusan bermuara kepadaNya.

Itulah sekelumit sisi dari Bripka Sulpit yang telah ditinggal Istri tercintanya menghadap Tuhan, dan dirinya masih tetap semangat untuk bertugas. Masih banyak lagi anggota Polri yang bernasib serupa dengan Bripka SULPIT bahkan mungkin lebih berat lagi cobaan yang harus dipikulnya.

Selamat bertugas, dan yang pasti Tuhan selalu bersama kita, apabila kita ikhlas dalam tugas. ( Penmas-Bidhumas Polda Sulteng )  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar